Mengenal Metode Blended Learning, Solusi Pendidikan Melalui Teknologi
Pandemi COVID-19 telah menyebabkan terjadinya distorsi pada kehidupan secara sosioekonomi. Di sektor pendidikan, dilakukan penghentian pembelajaran tatap muka sejak Maret 2020 yang kemudian diperbolehkan untuk dilaksanakan kembali pada sepertiga akhir tahun 2021 dengan pembatasan.
Sementara itu, pembelajaran dari rumah memunculkan kekhawatiran akan adanya learning loss secara masif sehingga menyebabkan terjadinya sebuah generation gap. Hal ini yang turut dirasakan para insan pendidikan SMA Trimurti Surabaya.
Langkah darurat yang dilakukan SMA Trimurti Surabaya dalam melaksanakan pembelajaran di awal masa pandemi adalah memutuskan untuk mengambil mode daring, dengan memanfaatkan fasilitas sekolah yang sudah ada dan apa adanya untuk sementara waktu. Trimurti Senior High School juga mengiringinya dengan mempersiapkan pelatihan kilat guru serta pengadaan kilat fasilitas sekolah.
"Pada saat itu, kami sudah memiliki aplikasi ujian online dan akses internet sekolah, yang belum kami gunakan secara maksimal, di antaranya aplikasi Learning Management System (LMS) dan aplikasi Video Conference (VC). Selama 2 minggu pertama pembelajaran dari rumah, kami melaksanakan penugasan mandiri melalui aplikasi ujian online yang dipandu wali kelas lewat media Whatsapp," ujar Kepala Sekolah SMA Trimurti Surabaya Syarif Andri Setiawan dalam keterangan tertulis, Kamis (24/2/2022).
Guru dan tenaga pendukung SMA Trimurti Surabaya berjibaku untuk berlatih, menyiapkan, dan mengenalkan ke siswa terkait aplikasi LMS dan VC yang dipilih dan dipakai sekolah. Setelah 2 minggu berlalu, pembelajaran kemudian diorganisasikan melalui LMS, didukung aplikasi VC dan ujian daring.
Sukses menggunakan aplikasi pendukung untuk melaksanakan pembelajaran daring ternyata belum menjamin proses belajar berjalan dengan baik dan mengurangi learning loss. Dalam proses pembelajaran, ditemukan bahwa keterlibatan siswa cukup rendah dan banyak aktivitas belajar yang terlewatkan. Hal ini terjadi karena siswa belajar di rumah yang jauh dari pantauan guru, begitu juga orang tua siswa yang ternyata tidak selalu bisa memantau karena bekerja atau aktivitas lain.
Belum lagi ditambah beberapa siswa yang memiliki kesulitan akses internet dan peralatan pembelajaran daring. Dari sisi guru, ditemukan bahwa mereka juga kesulitan untuk mengontrol pembelajaran siswa karena hanya dapat berkomunikasi secara online. Selain itu, guru juga kesulitan mendapatkan bahan ajar lengkap pada materi tertentu yang dapat ditempatkan di LMS.
Hal ini akhirnya memunculkan keluhan orang tua, bahwa siswa tidak mendapatkan pembelajaran yang cukup, dan tingkat kepuasan mereka terhadap sekolah pun menurun.
"Menemui hambatan belajar pelik seperti itu, kami melakukan evaluasi diri. Hasilnya, kami menemukan bahwa permasalahan utamanya sebenarnya ada dalam pola pikir kami dalam melaksanakan pembelajaran daring. Kami masih memakai pola pikir pembelajaran tatap muka normal dalam pembelajaran daring. Kami masih menganggap guru adalah kontrol utama pembelajaran dan orang tua atau keluarga di rumah hanya sebagai pemantau. Kami masih menganggap pembelajaran sebagai proses transfer materi sebanyak-banyaknya. Kami juga masing menggunakan teknik pengajaran tatap muka saat pertemuan daring," jelas Syarif.
"Untuk itu, kami memerlukan perubahan pola pikir dan merancang pembelajaran Blended Learning Plus yang efektif untuk memaksimalkan proses pembelajaran daring atau hibrida, melakukan tatap muka terbatas bagi siswa yang kesulitan akses internet dan/atau peralatan pembelajaran daring," sambungnya.
Konsep Blended Learning Plus pertama adalah membangun sinergi antara sekolah, siswa, dan rumah. Di sini, dilakukan proses pelaporan kehadiran dan capaian belajar siswa secara rutin. Setiap guru melakukan pendataan presensi dan hasil penugasan kecil untuk mengukur capaian belajar siswa dalam proses pembelajaran tersebut.
Hasil pendataan ini kemudian dikumpulkan dan direkapitulasi oleh wali kelas. Kemudian, hasil rekapitulasi dilaporkan ke orang tua melalui grup aplikasi chat online.
Hal ini dilakukan setiap hari, sehingga orang tua dapat melihat perubahan capaian pembelajaran siswa. Apabila ditemukan ketidakaktifan atau kesulitan belajar, wali kelas langsung melakukan konfirmasi ke orang tua untuk dicarikan solusi.
Konsep Blended Learning Plus kedua adalah membangun pembelajaran yang esensial. Guru melakukan pemetaan materi pembelajaran yang esensial dan sampingan untuk siswa. Proses pembelajaran diutamakan untuk penguasaan materi esensial dan materi sampingan yang digunakan sebagai pengayaan bagi siswa.
Konsep Blended Learning Plus ketiga adalah membangun pembelajaran yang relevan, kaya, dan menarik. Pembelajaran mengambil tema yang dikaitkan dengan topik-topik di lingkungan sekitar siswa. Pembelajaran disajikan dalam bentuk aktivitas, seperti membuat video, proyek, dan sebagainya.
SMA Trimurti Surabaya menjalin kerjasama dengan penyedia konten belajar interaktif terkemuka, yaitu Ruangguru untuk memberi variasi sumber belajar. Sekolah menyediakan perangkat tatap muka daring yang memungkinkan guru bisa melakukan aktivitas mengajar lebih leluasa, seperti webcam wide angle, headset nirkabel, dan green screen.
"Setelah mengembangkan dan melaksanakan Blended Learning Plus, hasilnya sangat positif dalam proses pembelajaran daring yang kami lakukan. Saat ini, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran daring mendekati 100%," kata dia.
Orang tua banyak yang menyatakan rasa puas dengan proses belajar yang sudah dilakukan siswa. Bahkan, jumlah persentase siswa SMA Trimurti Surabaya yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) juga mengalami peningkatan.
"Tapi, kami tidak merasa berpuas diri sampai di pencapaian ini. Untuk pengembangan ke masa depan, kami akan konsisten meningkatkan kompetensi guru dengan pembekalan dan pengembangan menuju pembelajaran paradigma baru. Meluaskan konsep Blended Learning Plus ke proses Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT), serta menjajaki integrasi teknologi pendidikan masa depan, seperti Machine Learning dan Augmented Reality/Virtual Reality (AR/VR)," pungkas Syarif.
6 Metode Pembelajaran Paling Efektif di Masa Pandemi Menurut Para Pakar
Setelah munculnya wabah Covid-19 di belahan bumi, sistem pendidikan pun mulai mencari suatu inovasi untuk proses kegiatan belajar mengajar. Terlebih adanya Surat Edaran no. 4 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan yang menganjurkan seluruh kegiatan di institusi pendidikan harus jaga jarak dan seluruh penyampaian materi akan disampaikan di rumah masing-masing.
Setiap institusi pun dituntut untuk memberikan inovasi terbaru untuk membentuk proses pembelajaran yang sangat efektif ini. Sayangnya, tak semua institusi pendidikan rupanya paham betul mengenai inovasi terbaru yang harus dipakai untuk melakukan pembelajaran selama pandemi. Kebanyakan dari mereka masih belum bisa menyesuaikannya karena terkendala sarana dan prasarana.
Jangan khawatir dulu, bagi anda yang masih bingung menemukan model pembelajaran terbaru yang pas untuk peserta didik anda. Beberapa ahli sudah menggodok tentang metode pembelajaran yang cocok selama pandemi ini. Apa saja sih metode pembelajaran tersebut? Berikut ulasannya.
Project Based Learning. Metode project based learning ini diprakarsai oleh hasil implikasi dari Surat Edaran Mendikbud no.4 tahun 2020. Project based learning ini memiliki tujuan utama untuk memberikan pelatihan kepada pelajar untuk lebih bisa berkolaborasi, gotong royong, dan empati dengan sesama. Menurut Mendikbud, metode project based learning ini sangat efektif diterapkan untuk para pelajar dengan membentuk kelompok belajar kecil dalam mengerjakan projek, eksperimen, dan inovasi. Metode pembelajaran ini sangatlah cocok bagi pelajar yang berada pada zona kuning atau hijau. Dengan menjalankan metode pembelajaran yang satu ini, tentunya juga harus memerhatikan protokol kesehatan yang berlaku.
Daring Method. Untuk menyiasati ketidak kondusifan di situasi seperti ini, metode daring bisa dijadikan salah satu hal yang cukup efektif untuk mengatasinya. Dilansir dari Kumparan, Kemendikbud mengungkapkan bahwa metode daring bisa mengantasi permasalahan yang terjadi selama pandemi ini berlangsung. Metode ini rupanya bisa membuat para siswa untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah dengan baik. Seperti halnya membuat konten dengan memanfaatkan barang-barang di sekitar rumah maupun mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui sistem online. Nah, metode daring ini sangatlah cocok diterapkan bagi pelajar yang berada pada kawasan zona merah. Dengan menggunakan metode full daring seperti ini, sistem pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh pelajar tetap berada di rumah masing-masing dalam keadaan aman.
Luring Method. Luring yang dimaksud pada model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan. Dalam artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan memperhatikan zonasi dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini sangat pas buat pelajar yang ada di wilayah zona kuning atau hijau terutama dengan protocol ketat new normal. Dalam metode yang satu ini, siswa akan diajar secara bergiliran (shift model) agar menghindari kerumunan. Dikutip dari Kumparan, model pembelajaran Luring ini disarankan oleh Mendikbud untuk memenuhi penyederhanaan kurikulum selama masa darurat pendemi ini. Metode ini dirancang untuk menyiasati penyampaian kurikulum agar tidak berbelit saat disampaikan kepada siswa. Selain itu, pembelajaran yang satu ini juga dinilai cukup baik bagi mereka yang kurang memiliki sarana dan prasarana mendukung untuk sistem daring.
Home Visit Method. Seperti halnya metode yang lain, home visit merupakan salah satu opsi pada metode pembelajaran saat pandemi ini. Metode ini mirip seperti kegiatan belajar mengajar yang disampaikan saat home schooling. Jadi, pengajar mengadakan home visit di rumah pelajar dalam waktu tertentu. Dilansir dari Kumparan, metode ini disarankan oleh Kepala Bidang Kemitraan Fullday Daarul Qur’an, Dr. Mahfud Fauzi, M.Pd yang mana sangat pas untuk pelajar yang kurang memiliki kesempatan untuk mendapatkan seperangkat teknologi yang mewadahi. Dengan demikian, materi yang akan diberikan kepada siswa bisa tersampaikan dengan baik. Karena materi pelajaran dan keberadaan tugas yang diberikan bisa terlaksana dengan baik.
Integrated Curriculum. Metode pembelajaran ini disampaikan oleh anggota Komisi X DPR RI Prof. Zainuddin Maliki. Dikutip dari JPNN.com, mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya ini menyampaikan bahwa pembelajaran akan lebih efektif bila merujuk pada project base. Yang mana, setiap kelas akan diberikan projek yang relevan dengan mata pelajaran terkait. Metode pembelajaran yang satu ini tidak hanya melibatkan satu mata pelajaran saja, namun juga mengaitkan metode pembelajaran lainnya. Dengan menerapkan metode ini, selain pelajar yang melakukan kerjasama dalam mengerjakan projek, guru lain juga diberi kesempatan untuk mengadakan team teaching dengan guru pada mata pelajaran lainnya. Integrated curriculum bisa diaplikasikan untuk seluruh pelajar yang berada di semua wilayah, karena metode ini akan diterapkan dengan sistem daring. Jadi pelaksanaan integrated curriculum ini dinilai sangat aman bagi pelajar.
Blended Learning. Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan sekaligus. Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka melalui video converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan pembelajaran dari jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain. Dikutip dari sibatik.kemendikbud.go.id, Yane Henadrita mengungkapkan bahwa metode blended learning adalah salah satu metode yang dinilai efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitif para pelajar.
Sebenarnya, metode ini sudah mulai dirancang dan diterapkan awal abad ke-21. Namun, seiring dengan merebaknya wabah Covid-19, metode yang satu ini dikaji lebih dalam lagi karena dinilai bisa menjadi salah satu metode pembelajaran yang cocok untuk para pelajar di Indonesia.
Mengingat wabah pandemi yang tidak tahu pasti kapan berakhirnya, metode pembelajaran tersebut mungkin bisa anda jadikan opsi untuk para peserta didik anda. Dengan adanya metode-metode tersebut, diharapkan agar pendidikan di Indonesia tetap berjalan dengan baik dan berjalan lancar
Komentar
Posting Komentar